Monday, January 25, 2016

2017 ACEH MEURAMAH LOM
Oleh: Farhadi

( Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh)

Tahun depan, 2017, Aceh memiliki ajang penting, yaitu Pemilukada Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh. Hingga awal 2016 sejumlah kandidat telah mendeklarasikan diri akan maju dalam bursa Pemilukada 2017. Mereka adalah Muzakir Manaf  (Partai Aceh), Irwandi Yusuf (Partai Nasional Aceh), Zakaria Saman (calon independen). Semenatara Tarmizi Karim masih remang remang tak jelas, apakah akan maju dan melaui partai apa. Jadi yang bersangkutan belum layak diperbincangkan dalam bersa Pemilukada.

Dari tiga kandidat yang sudah mengemuka semuanya adalah eks kombatan. Mereka adalah satu umpueng atau satu asal usul, yaitu mantan aktivis Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Artinya, cara berpikir, cara bertindak dan sebagainya mereka tetap sama. Jadi, ke depan siapa pun yang terpilih dari mereka bertiga kemungkinan nasib rakyat Aceh akan terulang kembali.

Selain mereka  Dr. H. Zaini Abdullah yang menjabat gubernur sekarang juga mengatakan secara terbuka dirinya siap untuk maju lagi di pilkada 2017, jika  dia terpilih lagi sebagai gubernur aceh di tahun 2017 nanti, akan mewujudkan janji-janji yang pernah dia katakan pada kampanye cagub 2012, dan akan menyelesaikan semua persoalan-persoalan di aceh.  Jika mereka terpilih kembali pada pemilu kada tahun 2017 kemungkinan masyarakat  aceh akan merasakan kembali nasip yang sama seperti sekarang.

Selama Aceh di pimpin oleh pemerintah ZIKIR, masyarakat belum semuanya merasakan kesejahteraan, malah rakyat lebih sensara dan angka kemiskinan pun bertambah di aceh. Dari Lembga Kajian Institute For Development Of Acehnese Society (IDEAS) menyebutkan, tingkat kemiskinan di aceh berada satu digit di atas propinsi bengkulu (17,16%) yang menepati juru kunci propinsi termiskin di sumatra,aceh termasuk 7 propinsi termiskin di indonesia.
Badan pusat statistik (BPS) Aceh mencatat,jumlah penduduk miskin di Aceh per september 2015 mencapai 859 ribu orang atau 17,11 persen. Angka ini bertambah delapan ribu orang di banding jumlah orang miskin pada maret lalu.

Meski ada partai politik nasional (parnas) dan partai politik lokal (parlok) yang menyatakan secara terbuka menyatakan dukungan untuk calon gubernur  yaitu Golkar, Nasdem, dan PKS. Ditengah makin ramainya bursa cagub aceh untuk bertarung di pilkada 2017, partai amanat nasional (PAN) mengumumkan mengunsung Ahmad Farhan Hamid sebagai cagub aceh dari PAN. Pernyataan ini di sampaikan ketua dpp PAN Zulkifli hasan di hadapan ratusan kader di asrama haji banda aceh.(sumber serambi).

Para kadidat calon gubernur aceh yang saat ini ramai di bincangkan tentu mereka ada kelebihan dan ada kekurangan nya masing-masing. Isu munculnya beberapa kadidat calon cagub dari parnas, tapi tak akan kalah dari parlok PA. Yang mana PA sekarang ini sebuah partai kuat di Aceh. Tapi sayangnya organisai mereka sekarang sudah terpecah belah dan masing-masing mereka ( meurupah) merebut kursi aceh -1, antara karya Saman, Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf masing-masing mereka mencalonkan diri untuk merebut kursi aceh-1. 

Rakyat Aceh Jangan Mau Di Peralat Partai
Kebanyakan masyarakat aceh  sekarang sudah trauma dengan janji-janji pemimpin, yang mana  ketika sebuah kubu partai terpilih sebagai pemimpin kursi aceh-1 bukan mengutarakan untuk kepentingan rakyat, tetapi lebih mengutamakan untuk kepentingan kelompoknya, keluarga dan keponakannya masing-masing, ini sebuah kenyataan yang di rasakan oleh rakyat Aceh sekarang. Rakyat aceh butuh pemimpin yang tegas, pemberani dan peduli kepadanya, bukan kepada kelompoknya semata.

Aceh dinilai dengan propinsi yang kaya akan sumber daya alam (SDA), anggaran yang melimpah dan termasuk daerah otonomi khusus yaang diberikan oleh pemerintah pusat. Tetapi kenapa pemerintah aceh belum mampu membebaskan Provinsi Aceh itu dari jurang kemiskinan. kemana anggran APBA nya? Bagimana pemerintah bekerja untuk rakyat?

Mendahulukan kepentingan dan kelompok tanpa mengedepankan kepentingan rakyat ,merupakan penyebab utama terjadinya kekisruhan politik hingga terjadinya konflik internal dengan cara jual beli konflik dan isu politik. Penyebab ini terjadi karna para calon pemimpin rakyat yang kurang paham tentang hukum politik dalam islam, tetapi pikirannya sudah merasuk pikiran-pikiran liberal dan diakibatkan lagi oleh faktor-faktor lain salah satunya faktor pendidikan agama masih kurang.

Demikian pula dengan demokrasi liberal yang sengaja di ciptakan oleh elit-elit politik di aceh untuk kepentingan pribadi dan kelompok tertentu demi mendapatkan kekuasaan ,melahirkan kesenjangan sosial yang pada akhirnya dapat menghancurkan dan memecah belah rakyat. Disebabkan oleh partai politik antara kubu-kubu partai yang pro rakyat terhadap satu partai dan yang tidak pro di situlah terjadi konflik masyarakat yang di sebabkan oleh partai.

Konflik dan isu politik di jadikan sebagai alat dagang aceh dengan jakarta ,tawar-menawar otsus demi untuk kepentingan kalangan elit-elit politik saja. Untuk itu kepada semua rakyat aceh yang masih ada dan hidup di masa politik sekarang ini mari sama-sama kita membangun kembali pradaban aceh di masa kalanya yang mana pemimpin kita yang taat akan Allah dan yang menjalankan Ahlussunah dan peduli kepada rakyat, dan jangan percaya dengan isu-isu gombalan politik sekarang yang pernah kita rasakan bersama.

Untuk masyarakat Aceh buka mata lihat, banyangkan, telitilah terhadap para pemimpin yang akan mencalonkan diri di pilkada 2017, jangan mudah percaya terhadap janji, jangan takut atas ancaman para kadidat, jangan mudah mencoblos mereka yang memberi uang sogokan untuk tujuan membeli suara dari rakyat.pepatah aceh mengatakan teulah si uroe ureung meurusa telah meuthoen-thoen ureung jak uglee.

Bangsa ini tidak akan berubah kalau masyarakat terdiam,dan terus berdiam diri dalam naungan politik tipu daya, mari kita semua berpikir cerdas untuk menentukan nasib kita dan bangsa kita aceh untuk masa depan bagi anak dan cucu kita.
Penulis

Farhadi

HP : 085262353225

Kabar Daerah