Potensi dan Kompetensi Opini Publik
A. Potensi Opini Publik dan Komunikasi
Banyak literatur yang menyebutkan opini publik itu adalah suatu kekuatan yang tidak terlihat (invisible force). Opini publik mempunyai efek positif konstruktif dan efek negatif destruktif. Oleh sebab itu, pemerintah selalu berhati-hati atas opini publik yang bergulir, terlebih-lebih pada negara yang demokratis.
Harwood L. Childs dalam bukunya Public Opinion mengatakan bahwa “hubungan antara pemerintah dan opini publik itu adalah two way relationship”.Opini publik mempengaruhi pemerintah dan pemerintah mempengaruhi yang berlaku disegala tingkat mulai dari daerah hingga pusat. Selain two way relationship, hubungan ini juga reciprocal dan cyclical.
Antara komunikasi dan opini publik juga terdapat saling pengaruh mempengaruhi, artinya komunikasi itu dapat mempengaruhi opini publik dan sebaliknya, opini publik dapat mempengaruhi komunikasi. Berelson menyatakan bahwa efek opini publik terhadap komunikasi adalah:
Melalui penyesuaian isi komunikasi dengan opini audience yang dominan, sedangkan opini audience yang dominan mengenai suatu isu pada umumnya adalah opini publik.
Efek opini publik terhadap komunikasi menurut Berelson adalah melalui kesesuaian ideologi.
Tambahnya, terdapat lima variable sentral dalam proses komunikasi dalam rangka mempengaruhi opini publik, diantaranya adalah:
· Jenis-jenis komunikasi
Ini berarti keampuhan (effectiveness) komunikasi terhadap opini publik berubah-ubah menurut bentuk dan sifat komunikasi itu.
· Jenis-jenis masalah/issue
Keampuhan komunikasi dalam mempengaruhi opini publik berubah-ubah menurut bentuk dan atau sifat dari masalah yang dikomunikasikan.
· Jenis-jenis orang/people audience
Efektivitas komunikasi dalam mempengaruhi opini publik berubah-ubah sesuai dengan sifat atau kondisi orangnya/audience.
· Jenis-jenis kondisi
Efektivitas komunikasi dalam mempengaruhi opini publik berubah-ubah sesuai dengan sifat atau kodrat/nature kondisinya.
· Jenis-jenis efek
Media komunikasi mempunyai efek yang berbeda-beda terhadap opini publik. Yang dimaksud dengan efek ialah perubahan opini seseorang atau audiencemengenai sesuatu masalah. Komunikasi juga dapat menyebabkan audience acuh tak acuh terhadap sesuatu masalah atau berbagai masalah jika (1) komunikasi yang disalurkan oleh suatu media komunikasi terlalu banyak jenisnya yang tidak relevan; dan (2) juga menyampaikan pesan mengenai sesuatu masalah, secara terlalu luas, beraneka ragam/campur aduk, dan kompleks/ruwet.
Kelima variable yang disebutkan di atas menunjukkan adanya saling hubungan. Karena itu, Barelson mengemukakan beberapa hipotesis mengenai antarhubungan itu sebagai pertama, lebih khusus komunikasinya (medianya) lebih besar kekuatannya/ einforcement (efeknya); kedua, lebih besar persaingan dalam sistem komunikasi (kondisi) lebih besar reinforcement (efek); dan ketiga, lebih dalam predisposisi terhadap masalahnya (orang/people) lebih efektif isinya yang tidak langsung (komunikasi) dalam merubah opini (efek).
B. Kekuatan Opini Publik
Opini publik dapat dikatakan sebagai suatu penilaian sosial atau social judgement, oleh karena itu opini publik mempunyai kekuatan tersendiri dan perlu mendapat perhatian. Kekuatan tersebut adalah sebagai berikut:
- Opini publik adalah suatu hukuman sosial bagi orang atau sekelompok orang yang terkena hukuman tersebut. Hukuman sosial yang menimpa seseorang dalam bentuk rasa malu, rasa rendah diri, merasa dikucilkan, berasa tidak berarti dalam masyarakat.
- Opini publik sebagai pendukung bagi kelangsungan berlakunya sopan santun dan susila, baik antara yang muda dengan yang lebih tua ataupun anatara yang muda dengan sesamanya.
- Opini publik dapat mempertahankan eksistensinya suatu lembaga atau bahkan bisa juga menghancurkan suatu lembaga.
- Opini publik dapat mempertahankan atau menghancurkan suatu budaya.
- Opini publik dapat melestarikan norma sosial. Norma sosial banyak yang sudah tidak dihiraukan oleh sebagian kelompok masyarakat sehingga menimbulkan berbagai masalah sosial dan menyebabkan rawan sosial yang memprihatinkan.
Emory S. Bogardus mengungkapkan, bahwa opini publik mempunyai kompetensi berupa pengaruh terhadap kehidupan sosial. Dinyatakannya bahwa opini publik mempunyai kompetensi dalam empat hal, yaitu pertama, opini publik memperkuat undang-undang, sebab undang-undang tanpa dukungan dari padanya akan merupakan huruf-huruf mati; kedua, opini publik memberikan kekuatan hidup badan dan lembaga-lembaga sosial; ketiga, opini publik dalam kekuatan pokok yang menghidupi dasar-dasar sosial; dankeempat, opini publik adalah pendukung moril utama dalam masyarakat.
Ada aliran yang meragukan terhadap kompetensi opini publik. Menurut aliran ini, tidak semua dikatakan “opini publik” itu adalah opini publik. Oleh karena itu, terdapat apa yang disebut gejala-gejala rationalization, identification,projection dan bandwagon effect.
Rationalization adalah suatu alasan yang sifatnya untuk membenarkan suatu tindakan atau perilaku seseorang atau pihak atau kelompok atas tindakan yang harus dilakukannya. Identification adalah sebagai kebalikan dari prosesprojection. Kalau proses projection berdasarkan pikiran, bahwa orang-orang lain berpikir seperti kita sendiri. Maka, identification berjalan atas dasar pikiran, bahwa kita seperti orang lain. Bandwagon effect adalah dalam proses pembentukan opini publik yang berlangsung di kala sekelompok kekuatan sosial secara militant dan dinamis menyuarakan opini pada waktu yang bersamaan.
Opini publik bisa dibentuk melalui suatu cara-cara, berarti opini publick itu bisa direncanakan, diprogram dan lebih jauh lagi bisa dimanipulaasi. Proses terbentuknya opini publik seperti ini dipengaruhi oleh orang yang berwenang (punya otoritas) guna mencapai tujuan tertentu. Pada prinsipnya, prosesprojection dan indetification keduanya saling mengisi.
Sifat Opini Publik
William Bauer mengungkapkanbahwa opini publik menurut sifatnya dapat diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu:
Opini publik statis : Opini ini dapat dilihat manifestasinya dalam bentuk kebiasaan, adat istiadat, tradisi atau norma-norma. Opini ini bersifat irasional sebagai suatu kesadaran kolektif yang banyak didapati di negara-negara agraris yang bersifat konservatif tradisional.
Opini publik dinamis : Opini ini sifatnya lebih rasional dan terbentuk karena seni persuasi yang berupa kegiatan publisitas yang sistematis dan kejadian yang terjadi waktu itu.
Sifat-sifat opini publik sesuai dengan pendapat sosiolog dikemukakan olehBogardus, seperti (1) pendapat umum mempunyai kelemah juga, seperti sifat tidak jelas, tidak tepat dan dirumuskan dalam kodifikasi; (2) pendapat umum tidak “hidup” tidak merupakan suatu pendapat; dan (3) pendapat umum adalah sederhana dalam metodenya, didorong oleh emosi nafsu manusia.
Menurut Leonard Doob, opini publik itu sifatnya tetap latent (terpendam) baru memperlihatkan diri kalau terdapat konflik, kegelisahan atau frustasi. Pendapat terpendam (latent opinion) menunjukkan pada pengertian “sikap-sikap manusia” yang berhubungan dengan suatu isu. Sikap itu belum terkristalisasi dan mempengaruhi tingkah laku. Pikiran-pikiran individu yang dinyatakan disebut individual opinion dan akan menjadi public opinion ketika telah dinyatakan. Antara public opinion dan individual opinion memiliki hubungan erat, di mana orang menentukan sikapnya dan pendapatnya apabila dihadapkan pada persoalan serta membentuk opini publik. Mungkin salah satu pendapat telah tersebar, tetapi tidak dinyatakan maka terbentuklah internal public opinion dan setelah dinyatakan menjadi external public opinion. Perubahan tersebut terjadi karena kekuatan intensitas pendapat makin besar sehingga timbul kebutuhan untuk menyatakannya.
Kebutuhan menyebabkan tumbuhnya motivasi untuk memenuhinya. Maslowmelalui teori kebutuhan mengemukakan jika terpenuhinya kebutuhan pada satu tingkat, maka akan memunculkan kebutuhan yang lainnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow adalah (1) kebutuhan fisiologis (makan, pakaian, keturunan, udara); (2) keamanan dan keterjaminan: jaminan kesejahteraan, jaminan terlindungi terhadap serangan; (3) cinta dan kebersamaan: afeksi, kebersamaan dengan orang lain; (4) penghargaan: merasa diri berharga dan mampu; dan (5) aktualitas diri: rasa pemenuhan diri, control atas lingkungan dan nasib sendiri, dan kemampuan mencapai apa yang diharapkan. Sifat statis, dinamis, ataupun latent sebenarnya bergantung pada faktor-faktor perangsang dari luar walaupun pada dasarnya opini publik itu selalu mencari penyelesaian.
Menurut Leonard Doob, ada tiga kategori komunikator berdasarkan kedudukannya dalam masyarakat, yaitu
· Politikus sebagai komunikator politik
Pertama, kewenangan politikus dalam berkomunikasi sebagai wakil suatu kelompok, pesannya mengajukan dan atau melindungi tujuan kepentingan politik atau memenuhi kepentingan kelompok. Kedua, politikus mempengaruhi orang lain, yakni bertindak dengan tujuan mempengaruhi orag lain dan mencegah perubahan opini agar keadaan-nya menguntungkan bagi semua pihak.
· Komunikator professional dalam politik
Komunikator professional memainkan perannya baik dalam jaringan media massa maupun media khusus atau menghubungkan kantor-kantor pemerintahan dengan media.
· Aktivis atau komunikator paruh waktu
Unsur dasar dalam jaringan komunikasi politik adalah aparat formal pemerintahan, ia menduduki posisi dalam jaringannya. Masalah yang menimbulkan kontroversi di dalam masyarakat mengandung berbagai pendapat yang berbeda bahkan bertentangan ten-tang suatu isu. Perbedaan pendapat ini timbul karena adanya tiga hal, yaitu pertama, setuju atau tidak setuju terhadap fakta; kedua, perbedaan perkiraan tetapi, boleh tidak berbeda dalam pandangan; dan ketiga, mempunyai sumber yang berbeda.
Bentuk Opini Publik
Opini publik adalah pernyataan pendapat dari individu-individu tentang suatu isu. Dan Nimmo menyatakan ada tiga bentuk opini public, yaitu:
Opini massa
Pada umumnya, opini massa meruapakan ungkapan-ungkapan, pandangan yang baru dan tak terorganisir, yang sering ditimbulkan sebagai budaya, konsensus dan disebut “opini publik”.
Opini kelompok
pemberian dan penerimaan opini pribadi di dalam kelompok sosial. Setiap kelompok mempunyai publiknya sendiri, seperti kelompok pekerja, kelompok organisasi dan sebagainya.
Opini rakyat
Jika orang yang mengungkapkan pandangannya bukan melalui kelompok terorganisasi, melainkan melalui kebebasan pribadi yang relative di dalam tempat pemberian suara, surat pembaca di media massa, pilihan yang dibuat dalam keadaan tersendiri.
Pengungkapan opini cenderung diarahkan berdasarkan ungkapan kolektif dari kepercayaan, nilai dan harapan. Kepercayaan mengacu pada apa yang diterima sebagai benar atau tidak benar tentang sesuatu, kepercayaan ini didasarkan atas pengalaman masa lalu, pengetahuan, informasi sekarang serta persepsi. Nilai melibatkan kesukaan dan ketidaksukaan seseorang. Hal yang menjadi masalah adalah bagaimana seseorang menilai sesuatu dan intensitas penilaiannya setelah tindakan. Pengharapan ditentukan dari per-kembangan terhadap apa yang terjadi di masa lalu, keadaan sekarang dan apa yang kira-kira akan terjadi bila suatu perbuatan tertentu dilakukan. Ketiga hal tersebut di atas tampil saling mempengaruhi dalam manifestasinya.
James N. Rosenau membuat perbedaan antara mass public (publik massa), (publik berminat), dan opinion making public (publik pembuat pendapat). Rosenau menggambar-kan mass public dalam masyarakat sebagai sasaran yang mengikuti suatu drama yang bermain dipanggung. Sesuai dengan tempat duduknya, yang makin jauh dari panggung kurang dapat mengikuti permainan drama sehingga kurang intensif dalam pembentukan suatu pendapat mengenai drama. Kelopok attentive public digambarkan sebagai kelompok yang mendapat tempat yang cukup dekat dalam ruangan sandiwara. Mereka dapat meng-ikuti semua perkembangan drama di atas panggung, banyak hal yang dilihatnya sehingga dapat membentuk pendapat tentang permainan tersebut.Opinion making public mereka disamakan dengan pemain-pemain sandiwara sendiri. Mereka sesuai dengan bakat masing-masing menyadari efek permainan mereka sehingga mereka berebutan dan bersaing dalam permainan bersama untuk mendapat penilaian, pengharapan, dan simpati dari masing-masing pemain kekuasaan yang dicarinya.
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa intensitas pendapat atau pengaruh ter-gantung dari jarak geografis atau waktu antara audience dengan kejadiannya. Menurut lingkup wilayah administrasi kekuasaa, opini publik dapat dikualifikasikan ke dalam tiga jenis pendapat umum, yaitu (1) opini publik nasional; (2) opini publik di wilayah provinsi; dan (3) opini publik lokal. Dalam konteks dengan kehidupan negara, opini publik yang tumbuh di tingkat provinsi dan tingkat lokal pada akhirnya akan bertemu dalam tingkat nasional. Dalam konteks ini, yang disebut dengan opini publik merupakan ungkapan sikap rakyat dalam suatu negara mengenai pemerintah dan politik (the expression of attitude about government and politics). Opini publik itu sendiri memiliki kekuatan yang sangat kuat dalam menentukan suatu pemerintahan,A. V. Dicey menyebut opini publik ini sebagai “super natural power”.
Tumbuhnya pendapat umum dalam suatu negara banak ditentukan oleh peristiwa-peristiwa penting yang menyentuh kepentingan khalayak atau kepentingan rakyat banyak. Ada lima faktor yang menjadi landasan tumbuhnya pendapat umum nasional, yaitu (1) harga diri (dignity) suatu bangsa, sepreti pembakaran bendera nasional oleh warga negara asing yang menyulut kemarahan suatu bangsa; (2) keamanan (security), seperti sering terjadinya kerusuhan sehingga mengganggu stabilitas nasional; (3) interes kelompok, seperti pertentangan antara satu partai dengan partai lainnya; (4) norma yang dihargai dan dipegang teguh, seperti maraknya majalah atau tabloid porno di masyarakat luas; dan (5) faktor idelogis, seperti gerakan komunisme di Indonesia melalui PKI.
Karakteristik Opini Publik
Cutlip and Center dalam “Effective Public Relations” menyatakan public opinion is the agregate result of individual opinion and public matter (opini public erupakan suatu hasil pernyataan dari pendapat individu-individu tentang masalah umum). Frazier Moore dalam “Public Relations Principles Cases and Problems” menyebutkan public opinion is an expression of a belief held in common by members of group of public in a controversial issue of general importance (opini publik adalah suatu ungkapan keyakinan yang menjadi pegangan bersama atau publik, mengenai suatu masalah kontroversi yang menyangkut kepentingan umum).
Hukum Pembentukan Opini Publik
Leonard Doob mengidentifikasikan ciri-ciri sikap yang dimiliki rakyat. Ia mendasarkan kesimpulan ini berdasarkan hasil penelitian pada polling tahun 1939-1941 di Amerika Serikat. Hukum yang dirumuskan dari jalan pikiran Hadley Cantrill ini, masih sangat relevan untuk diketengahkan pada masa sekarang ini.
1. Pendapat bisa sangat sensitif terhadap beberapa masalah
2. Kejadian luar biasa dapat membuat orang berubah pendapat dari ekstrim yang satu ke ekstrim yang lain.
3. Pendapat lebih banyak dipengaruhi oleh kejadian daripada kata-kata.
4. Pernyataan yang diberikan secara lisan akan mempunyai pengaruh jika opini masih samar-samar.
5. Pendapat umum tidak bersifat menghindari masalah, tapi memberikan reaksi.
6. Suatu pendapat biasanya dikombinasikan dengan kepentingan pribadi.
7. Jika kepentingan pribadi ikut terlibat, maka pendapat yang bersangkutan akan sukar diubah.
8. Partisipasi pendapat muncul jika kepentingan pribadi terancam.
9. Jika kepentingan pribadi terlibat, maka (dalam masyarakat demokratis) pendapat umum mendahului sikap resmi pemerintah.
10. Jika suatu pendapat (meski didukung mayoritas kecil) tidak didukung oleh kenyataan, maka pendapat umum mudah berubah.
11. Pada saat masyarakat mengalami krisis, mereka akan loyal dan bersedia menderita jika mereka masih memiliki kepercayaan kepada pimpinannya. Tapi begitu kepercayaan tidak ada lagi, maka toleransi pun hilang.
12. Pendapat umum akan lebih toleran terhadap kritik atas dirinya jika mereka merasa dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
13. Orang akan mempunyai lebih banyak pendapat tentang tujuan suatu tindakan ketimbang cara mencapai tujuan.
14. Jika suatu pendapat umum lebih dipengaruhi oleh keinginan daripada volume informasi, maka ia akan mudah berubah.
15. Dalam masyarakat yang demokratis, pendapat umum sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan dan volume informasi.
16. Dimensi psikologis dalam suatu opini mempunyai peranan penting dalam hal pengarahan, intensitas dan kedalaman.
17. Walaupun pendapat umum selalu bersesuaian, banyak hal yang tidak bersesuaian akan lebih jelas kebenarannya apabila cara berpikir diteliti dan prinsip-prinsip penilaian telah ditemukan da daripadanya opini khusus tersimpulkan.
Faktor yang mempengaruhi Opini Publik
Opini publik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
Pendidikan
Pendidikan, baik formal maupun non formal, banyak mempengaruhi dan membentuk persepsi seseorang. Orang berpendidikan cukup, memiliki sikap yang lebih mandiri ketimbang kelompok yang kurang berpendidikan. Yang terakhir cenderung mengikut.
Kondisi Sosial
Masyarakat yang terdiri dari kelompok tertutup akan memiliki pendapat yang lebih sempit daripada kelompok masyarakat terbuka. Dalam masyarakat tertutup, komunikasi dengan luar sulit dilakukan.
Kondisi Ekonomi
Masyarakat yang kebutuhan minimumnya terpenuhi dan masalah survive bukan lagi merupakan bahaya yang mengancam, adalah masyarakat yang tenang dan demokratis.
Ideologi
Ideologi adalah hasil kristalisasi nilai yang ada dalam masyarakat. Ia juga merupakan pemikiran khas suatu kelompok. Karena titik tolaknya adalah kepentingan ego, maka ideologi cenderung mengarah pada egoisme atau kelompokisme.
Organisasi
Dalam organisasi orang berinteraksi dengan orang lain dengan berbagai ragam kepentingan. Dalam organisasi orang dapat menyalurkan pendapat dan keinginannya. Karena dalam kelompok ini orang cenderung bersedia menyamakan pendapatnya, maka pendapat umum mudah terbentuk.
Media Massa
Persepsi masyarakat dapat dibentuk oleh media massa. Media massa dapat membentuk pendapat umum dengan cara pemberitaan yang sensasional dan berkesinambungan.
Proses Pembentukan Opini Publik
Proses terbentuknya opini publik melalui beberapa tahapan yang menurut Cutlip dan Center ada empat tahap, yaitu :
1. Ada masalah yang perlu dipecahkan sehingga orang mencari alternatif pemecahan.
2. Munculnya beberapa alternatif memungkinkan terjadinya diskusi untuk memilih alternative.
3. Dalam diskusi diambil keputusan yang melahirkan kesadaran kelompok.
4. Untuk melaksanakan keputusan, disusunlah program yang memerlukan dukungan yang lebih luas.
Opini Publik
Menurut Cultip dan Center dalam sastropoetro (1987), opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial, yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda. Dimana opini tersebut berasal dari opini-opini individual yang diungkapkan oleh para anggota sebuah kelompok yang pandangannya bergantung pada pengaruh-pengaruh yang dilancarkan kelompok itu.
No comments:
Post a Comment