Friday, April 17, 2015

filsafat dakwah(rsume)

pengertian filsafat dakwah
Secara Etimologi:
Philo-shopia (Yunani) = cinta kebijaksanaan
Falsafah (Arab) = Hikmah
Filsafat (Indonesia) = cinta kebijaksanaan yang penuh hikmah
Secara Terminologi:
Filsafat adalah berpikir kritis, sistematis, logis, universal dan komprehensif terhadap hal-hal pokok dalam kehidupan dengan penuh kebijaksanaan untuk menemukan hikmah yang terkandung didalamnya.

pengertian dakwah
Secara Etimologi:
Dakwah berasal dari bahasa Arab = دعا – يدعوا – دعوة  (da’a - yad’u - da'watan), yang berarti ajakan/seruan.
Secara Terminologi:
Dakwah adalah upaya mengajak orang lain ke jalan kebenaran dan mencegahnya dari kebatilan (amar ma’ruf nahi mungkar)

pengertian filsafat dakwah
“Pemikiran yang mendasar, sistematis, logis, komprehensif dan universal tentang dakwah sebagai sebuah fenomena sosial untuk mengaktualisasikan ajaran Islam di sepanjang masa.”

objek dan tujuan filsafat dakwah
Objek
Objek Material: Tuhan, Manusia, Lingkungan dan ajaran Islam.
Objek Formal : Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Dakwah.
Tujuan
Untuk memberikan bekal kepada peneliti dan ilmuwan yang concern dalam bidang dakwah untuk dapat memahami, menjelaskan, dan memanfaatkan semaksimal mungkin akal agar dapat menggerakkan aktivitas dakwah di masyarakat.

ontologi dakwah
Secara bahasa ontologi berasal dari kata ontos: sesuatu yang berwujud, dan logos: “ilmu atau teori”
Secara istilah ontologi adalah ilmu atau teori tentang wujud hakikat  (inti) dari sesuatu yang ada.

landasan pokok ontologi dakwah
1. Aspek Fenomental
Ilmu dakwah yang hadir dalam kehidupan keseharian masyarakat (proses dan bentuk) dalam kelompok elit (masy) yang mematuhi kaidah-kaidah ilmiah sebagai kegiatan dalam menggali dan mengembangkan ilmu melalui penelitian, ekspedisi, seminar dll untuk menghasilkan teori, ajaran, paradigma dan temuan lainnya untuk disebarkan (publikasi) yang kemudian diwariskan kepada masyarakat dunia.
2. Aspek Struktural
Dakwah akan disebut sebagai sebuah ilmu apabila didalamnya terdapat unsur-unsur:
Sasaran yang dijadikan objek untuk diketahui
Objek sasaran ini terus menerus dipertanyakan dengan suatu cara (metode) tertentu tanpa mengenal titik henti, adalah suatu cara paradiks bahwa ilmu pengetahuan yang akan terus berkembang justru muncul permasalahan-permasalahan baru yang mendorong terus dipertanyakan.
Ada alasan mengapa sasaran terus dipertanyakan.
Jawaban yang diperoleh kemudian dikumpulkan dalam sebuah sistem.

Al-qur'an sebagai sumber inpirasi filsafat dakwah
Kedudukan dan Peran Al-Qur’an:
Kedudukan Al-Qur’an: Sebagai kitab dakwah dan pergerakan.
Peran Al-Qur’an:
Perubahan mental manusia (Qs. Al-Mujadilah:7)
Perubahan sistem kemasyarakatan (Qs. Al-Lahab, Al-Humazah, Al-Ma’un, Al-Takatsur, Al-Layli dan Al-Balad)
Perubahan budaya masyarakat (Qs. Al-Mujadilah, Al-Jumu’ah, Al-Insyirah, dll)
Misi perdamaian (Qs. Ali Imran: 83-85)

Wacana Al-Qur’an tentang Filsafat
1. Dalam Al-Qur’an Filsafat dianalogikan dengan kata hikmah sesuai dengan arti filsafat dalam bahasa Arab yaitu falsafah (hikmah)
2. Makna Al-Hikmah: al-Adl (keadilan), al-Hilm (kesabaran dan ketabahan), al-Nubuwwah (kenabian)
3. Dakwah bil hikmah dimaksudkan sebagai dakwah yang dilakukan dengan terlebih dahulu memahami secara mendalam segala persoalan yang berhubungan dengan sasaran dakwah, tindakan-tindakan oleh manusia sebagai pelaku dan objek dakwah, situasi, tempat dan waktu saat dakwah dilaksanakan dan sebagainya.

epistimologi dakwah
“Epistemologi dakwah adalah usaha seseorang untuk menelaah masalah-masalah, objectivitas, metodologi, sumber, serta validitas pengetahuan secara mendalam dengan menggunakan dakwah sebagai subyek bahasan (titik tolak berfikir).

landasan epistimologi dakwah
Pendekatan Normatif (Al-Qur’an dan Hadits)
Pendekatan Empiris (Kenyataan Dakwah)
Pendekatan Teoritis (Hasil karya penulis tentang dakwah)



metode metodo epistimologi islam
1. Epistemologi Bayani (pemikiran berdasarkan nash, Al-Qur’an, Hadits dan Ijma’/qiyas)
2. Epistemologi Burhani (pemikiran yang bersandar pada rasio/logika).
3.Epistemologi Irfani (pemikiran berdasarkan pada kasyf, tersingkapnya rahasia-rahasia realitas olehTuhan.

strategi dakwah
Dilihat dari tujuan dakwah:
Strategi Tawsi’ah (penambahan jumlah umat Islam)
Strategi Tarqiyah (peningkatan kualitas umat Islam)

Dilihat dari pendekatan dakwah:
Strategi dakwah kultural (pendekatan kebudayaan)
Strategi dakwah struktural (pendekatan kekuasaan)

kerangka berpikir dalam mengkaji filsafat dakwah
prinsip dasar berpikir
1.bertakwa dan menjalankan hak asasi manusia dan menjalan kan ibadah dan mempersiapkan bakal takwa.
2.memahami al-qur'an dan ayat muhkamat dan mutasya bihat
ulul al-bab
golonga manusi yang menggunakan pikiran yang sehat dan positif tentang kebaikan.
yaitu: akal.,indrawi, qalbu

metode berpikir filsafat ddakwah dalam metodologi al-qur'an
1.upaya membebaskn pikiran dari belenggu taqlid serta menggunakan kebebasn berpikir sesuai dengan prinsip pengetahuan
2.pencarian bukti dan data ilmih empirik
3.langkah membuat keputusan ilmiah yang di dasarkan pada argumen dan empirik

metode berfikir dalam mengkaji filsafat dakwah
1. Berpikir deduktif > berpikir dari hal-hal yang umum dan menghasilkan kesimpulan yang bersifat khusus.
2. Berpikir induktif > berpikir dengan cara menarik suatu kesimpulan umum dari berbagai kejadian yang ada disekitarnya.
3. Berpikir Analogis > mengambil kesimpulan dengan cara menggantikan apa yang diusahakan untuk dibuktikan dengan hal yang serupa, namun lebih dikenal.
4. Berpikir Komparatif > mengambil kesimpulan dengan cara menghadapkan apa yang akan dibuktikan dengan sesuatu yang mempunyai kesamaan dengannya.






manusia dan dakwah
Hakikat Manusia Dalam Islam:

Makhluuq (yang diciptakan)
Mukarram (yang dimuliakan)
Mukallaf (yang mendapatkan beban)
Mukhayyar (yang bebas mamilih)
Majziy (yang mendapat balasan)

Kebutuhan Manusia terhadap Dakwah:
1.Untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt.
2.Manusia dengan kemampuan akalnya mampu mengenal Tuhan, namun dibutuhkan dakwah untuk mengajarkan manusia cara berhubungan dengan Tuhannya dan cara berterimakasih.
3.Untuk memperkuat fitrah manusia
4.Agar dapat memilih makna dan tujuan yang benar dalam hidupnya.

Manusia sebagai pelaku Dakwah:
Kompetensi Personal (moralitas dan intelektual)
Kompetensi Sosial (kesadaran sosial)
Kompetensi Substantif (penguasaan terhadap materi dakwah)
Kompetensi Metodologis (kemampuan dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah secara efektif dan efisien)

hakikat pesan dakwah
Pengertian Pesan Dakwah
“Pesan Dakwah adalah apa yang disampaikan di dalam proses kegiatan dakwah.”
Karakteristik Pesan Dakwah
a. Mengandung unsur kebenaran
b. Membawa pesan perdamaian
c. Tidak bertentangan dengan nilai-nilai universal
d. Memberikan kemudahan bagi penerima pesan
e. Mengapreasikan adanya perbedaan

Islam sebagai Pesan Dakwah
Pemeliharaan kehidupan manusia sebagai tolok ukur (nilai) utama dan absolut.
Pemeliharaan akal manusia
Kebenaran pengetahuan bersifat objektif dan universal.
Menjunjung tinggi harkat manusia dan kehormatan masyarakat.
Pemeliharaan kesejahteraan.

Teori Pesan Dakwah:
Teori Retorika (penyampaian dakwah dengan lisan)
Teori Hermeneutika (melalui media tulisan)
Teori Sanad (ketersambungan pesan yang disampaikan, kredibilitas pemberi pesan, materi yang disampaikan tidak boleh menyimpang dari aturan yang ada).
Teori Filantropi (media untuk meningkatkan kesejahteraan)

aksiologi dakwah
“Aksiologi dipahami sebagai teori nilai dalam berbagai makna yang dikandungnya. Yaitu ilmu pengetahuan yang menyelediki hakikat nilai. “
“Nilai adalah harga dari sesuatu, pandangan, ataupun tolok ukur terhadap sesuatu. Nilai bersifat abstrak.”
nilai dakwah
Kedisiplinan
Kejujuran
Kerja Keras
Kebersihan
Kompetisi

dakwah dan probema modernitas
Modern adalah istilah yang berasal dari kata latin moderna yang artinya ‘sekarang’, ‘baru’ atau ‘saat ini’. Jika kita merujuk pada makna asli modern, maka dapat dikatakan bahwa manusia selalu hidup di zaman modern.
Dengan melihat dinamika sosial budaya yang terus bergulir ke arah modern dengan berbagai dampaknya terhadap kehidupan sosial masyarakat, maka dakwah harus mengambil peran yang strategis dalam menangkal efek negatif modernitas.

Lima langkah optimalisasi peran dakwah dalam menghadapi efek negatif modernitas:
1.penguatan materi dakwah dengan memasukkan materi sosial kemasyarakatan, seperti korupsi, kemiskinan, dan penindasan, dll yang bersifat kontemporer.
2.melakukan perubahan pada aspek metodologi dakwah, terutama dari bentuk model monolog ke bentuk dialog.
3.menjalin kemitraan dengan institusi lain dalam pembinaan umat.
4. Memperkuat keberpihakan kepada kaum tertindas. Dalam hal ini para da’i harus berperan besar sehingga masy merasa dilindungi oleh intuisi agama.
5. Memberikan advokasi/pembelaan kepada masy. Terhadap berbagai kasus hukum yang menimpanya.

2 comments:

Nanda Hasibuan said...

Resume buku siapa ni mas ?

Anonymous said...

resum dari makalah filsafat dakwah ustad tarmidi karim

Kabar Daerah